
Mengatasi Bosan Dengan Pasangan adalah hal yang penting dilakukan oleh siapa saja, khususnya yang sudah menikah. Hal ini penting untuk dilakukan demi menjaga keharmonisan hubungan suami-istri. Jika kebosanan ini dibiarkan, maka sangat berbahaya bagi pasangan. Resikonya adalah terjadinya selingkuh atau malah perceraian. Yang pasti tidak ada pasutri yang menikah dengan tujuan untuk bercerai.
Bosan adalah…
Sebelum lebih jauh kita ngobrol tentang tema ini. Ada baiknya kita memahami dulu tentang apa itu “bosan”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesa, “Bosan” adalah “sudah tidak suka lagi karena sudah terlalu sering atau banyak; jemu.” Dari pemahaman ini, bisa kita menyimpulkan bahwa kebosanan akan terjadi ketika seseorang terlalu sering melakukan hal yang sama, atau bertemu hal yang sama, atau berjumpa orang yang sama dalam waktu yang cukup lama. Jadi sangat wajar ketika pasangan suami istri mengalami kebosanan. Namun apakah jika bosan dengan pasangan, perlu untuk ganti pasangan?? Tentu saja tidak demikian. Pasangan dalam pernikahan adalah sakral. Pasangan bukanlah barang yang bebas diganti-ganti, ataupun diduakan.
Bosan dengan pasangan tidak bisa kita melihatnya hanya dalam satu aspek saja. “Sesuatu yang sering” yang akhirnya membuat bosan, itu hal apanya. Apakah pakaiannya, kata-katanya, perilakunya, suasananya, atau apanya. Jangan sampai kebosanan yang Anda rasakan pada pasangan, menjadi hal yang general. Misalnya Anda bosan dengan tema pembicaraan yang itu-itu saja dari pasangan. Sudah makan, tadi pekerjaan bagaimana, masalah anak, urusan belanja, dan melulu begitu saja. Berarti yang perlu dimodifikasi atau diganti adalah tema pembicaraannya, bukan orangnya.
Kurang Sensasi
Sensasi adalah perasaan senang atau puas yang luar biasa. Dalam konteks ini adalah munculnya perasaan senang, bahagia, dan puas saat menjalin komunikasi dengan lawan jenis. Sensasi biasanya muncul saat pendekatan atau pacaran. Diamana ada perasaan yang luar biasa saat lihat status/story, berjumpa, dan melakukan aktivitas bersama. Sensasi ini membuat seseorang yang sedang jatuh cinta jadi lebih memiliki semangat dan kreativitas untuk selalu menemukan solusi permasalahan mereka. Atau setidaknya selalu cari cara untuk bisa berjumpa dan mendapatkan sensasi.
Banyak terjadi saat setelah menikah, pasangan suami istri berangsur-angsur kehilangan sensasi. Kehidupan mereka menjadi lebih serius dan hambar. Mereka tidak lagi bercanda dan melakukan hal-hal konyol dan menyenangkan seperti saat pacaran. Semuanya kini menjadi serba perhitungan. Padahal setiap orang butuh merasakan sensasi, butuh bersenang-senang. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab munculnya kebosanan dengan pasangan.
Memang dalam kenyataannya saat setelah menikah, banyak konsesuensi yang harus ditanggung. Baik berkaitan dengan pekerjaan, biaya hidup, urusan anak, keluarga besar, dan lain sebagainya. Berbeda dengan saat pacaran yang lebih minim beban. Karena masing-masing menaggung kebutuhan hidupnya sendiri.
Berawal dari hilangnya kegiatan bersama yang menyenangkan. Sehingga mengurangi bahkan menghilangkan sensasi yang dulu membuat hidup mereka dinamis dan bergairah. Kemudian merasa bosan dengan pasangan atau mungkin juga bosan dengan suasana pernikahan. Berikutnya adalah berpotensi untuk selingkuh ataupun bercerai.
Selingkuh
Beberapa kasus perselingkuhan terjadi karena hilangnya sensasi ini. Para pelakunya mengaku bahwa mereka selingkuh bukan untuk mengkhianati pasangannya, namun sekedar untuk menemukan sensasi yang bisa membuat hidupnya kembali bergairah.
Orang-orang yang melakukan selingkuh dengan alasan butuh sensasi, mereka enggan bercerai dengan pasangannya. Mereka sangat sayang pada pasangan dan keluarganya. Namun jika dia tidak mendapatkan sensasi, maka dia merasa hidupnya mengealami stagnasi dan tidak bergairah. Dia melakukan selingkuh justru untuk melindungi keluarganya. Bukan untuk memaksa pasangannya untuk memenuhi kebutuhan sensasi ini.
Dia berpikir bahwa pasangannya sudah berubah, sudah tidak asik lagi seperti dulu. Namun mau bagaimana lagi. Itu adalah kenyataan hidupnya. Daripada memaksa pasangan untuk kembali asik, dan mungkin malah berbuntut keributan. Maka pelaku selingkuh ini berusaha mencari sensasi sendiri. dengan harapan dirinya bisa menemukan gairah hidup lagi. Dan berpengaruh positif pada pekerjaan dan kebahagiaan keluarganya.
Meski demikian, biasanya perilaku selingkuh seperti ini, meskipun dari satu sisi tujuannya adalah juga untuk kebaikan, yakni menjaga kebahagiaan pasangan. Namun memiliki resiko yang sangat besar. Pertama, jika pelaku selingkuh masih bisa menyadari bahwa perselingkuhan ini hanya sekedar main-main sesaat, mungkin masih bisa ditolelir. Namun jika berujung pada kecanduan. Yang mana dia merasa harus mendapatkan sensasi dari pasangan selingkuhnya, maka pelaku bisa benar-benar akhirnya meninggalkan pasangannya dan pindah pada pasangan selingkuhnya. Kedua, meskipun pelaku selingkuh berniat sementara saja untuk selingkuh. Hanya untuk mendapatkan sensasi dan semangat hidup, kemudian lanjut membawa semangat ini pada kehidupan pribadi dan keluarganya. Namun jika kepergok pasangannya, dan kemudian pasangan menjadi sakit hati. Malah bisa berujung pada pertengkaran bahkan perceraian.
Cara mengatasi kebosanan dengan pasangan
Salah satu cara mengatasi kebosanan dengan pasangan adalah dengan memunculkan kembali sensasi dalam beraktivitas bersama. Luangkanlah waktu untuk melakukan aktivitas santai berdua. Hindari untuk membicarakan urusan yang berat-berat. Urusan pekerjaan, keuangan, urusan anak, bisnis, dan lain sebagainya. Lakukan aktivitas secara bebas berdua. Melakukan hal-hal konyol dan lucu-lucu juga boleh. Asalkan aman dan saling bersedia.
Jika saat ini Anda sudah punya anak dengan usia yang bisa ditinggal. Cobalah untuk menitipkan pada orang yang Anda percaya. Bisa orang tua, mertua, saudara, ataupun baby sitter. Meskipun hanya beberapa jam saja Anda melakukan pacaran halal ini, jika Anda melakukannya secara rutin. Maka segala bosan akan sirna dari Anda berdua.
Konselor pernikahan yang sering memberikan saran untuk “pacaran” pada pasangan suami istri
Kata Okta Kartika adalah sepasang suami istri yang sama-sama konselor. Mereka fokus memberikan layanan konsultasi asmara, pra-nikah, pasutri, dan keluarga. Uniknya mereka selalu berdua dalam sesi konsultasi. Tujuannya agar Anda bisa mendapatkan solusi yang sama-sama nyaman, dari sisi laki-laki dan sisi perempuan.
Konselor Kata Okta Kartika terdiri dari konselor Oktastika dan Kartikanita. Keduanya memiliki latar belakang pendidikan psikologi dan berpengalaman dalam konseling sejak lebih dari 10 tahun.
Untuk informasi lebih lengkap dan juga penjadwalan konsultasi |SILAHKAN KLIK LINK INI|