Begini rasanya di-iya-in terus

Ketika pagi menjelang siang. Sambil menemani anaknya bermain balok konstruksi. Pasturi ini asik nonoton serial Criminal Minds, dan tiba-tiba sang suami berkata :

Suami: Cin.. cin…

Istri: Ada apa sayang…

S: Kayaknya audio mobil perlu diupgrade deh…

I: Oke, ya diupgrade lho… (dengan nada enteng)

S: (ekspresi heran. Kok tumben gak ada perlawanan)
Lalu LCD projektor mini, yang kapan lalu kita lihat di counter. Jadi kita beli kah ?

I: Boleh… Sekalian nanti habis dari tempat upgrade audio mobil aja gimana. (dengan nada enteng pula)

S: (semakin heran dengan respon santai istrinya)
Oh iya. Aku butuh tangga aluminium 4 meter untuk biar gampang pas bersihin AC ruang keluarga. Kapan lalu aku lihat ada promo di ***hardware. Gimana, sekalian dibeli juga kah ?

I: Boleh. Seklaian aja. Kan tempat beli LCD projektor, dan beli tangga kan masih satu mall. Yang penting bisa bawanya.

S: (ekspresi semakin heran)
Cin kok tumben gak ada penawaran sama sekali…

I: Kenapa sayang…? Gak enak ya di iya in terus. (sambil senyum)
Padahal konon banyak suami yang bete karena di-enggak-in terus sama istrinya. Sampai kadang harus sembunyi-sembunyian dari istrinya. Sembunyiin penghasilan tambahan atau bohong tentang kegiatan sampingan.
Lha kamu tak-iya-in malah bingung. Hehehehe…..

S: Ya setidaknya ada ribut-ributnya dikit lah. Hehehehe…..

I: Oooooo… gitu ya…. Maksudnya ne mau ngajakin ribut??? (sambil senyum dan cubit lengan suami)

S: Aduuuh…. (sambil kegelian)
Bukan gitu sayang. Maksudku itu, kita ada obrolan yang seru gitu. Bukan ribut berkelahi dan adu menang. Kalau kamu cuma iya, iya, iya terus, jadi kayak robot donk. Ga bisa diajak diskusi.

I: Oooooo gitu ya….. Jadi selama ini kamu anggap aku robot??? (senyum dan cubit pipi suami).

S: Aduuuuh…. Sekarang pipi deh yang kena…(sambil senyum-senyum).
Yaaa kan lebih baik diskusi sama istri. Saling tukar pendapat, tukar informasi, tukar perspektif. Apalagi kan otak cewek dan cowok kan memang beda dari sononya. Jadi bisa aja kan, ada hal-hal yang nggak dirasa cowok, tapi cewek bisa merasa. Atau ada hal-hal yang cewek nggak lihat, tapi cowok melihat.

I: Iya sih. Bener juga. Aku jadi ingat kata temanku yang psikolog. Kata dia tu suami istri tu perannya mirip supir dan kenek bis antar kota. Si supir bertugas mengendalikan laju bis, dan duduk di sisi kanan. Sedangkan si kenek bertugas untuk memberikan aba-aba dan mengawasi di sisi kiri. Supir dan kenek memiliki area pandang yang berbeda, apalagi ketika jalan macet. Andaikata ada perdebatan atau selisih paham pun, itu hanya hal-hal yang penting saja. Mereka nggak bakal berdebat untuk menang sendiri. Bagi mereka, yang penting bis ini bisa cepat sampai tujuan, dengan aman dan selamat.

S: Sip sepakat. (sambil cium kening)
Itu baru istriku. Sudah cantik, berwawasan, pintar ngatur duit lagi.

I: Ya iyalah. Kalau aku gak pintar, mana bisa aku dapetin kamu… Hehehehe…

Obrolan tiba-tiba terhenti saat sang anak berseloroh sambil menunjukkan karyanya, “Romo – bunda, aku ini bikin mall. Ayok kita pergi ke mall”.

Dan pasutri itupun spontan saling memandang sambil tersenyum kaget dan bergumam, “Lha…. Kok jadi tiba-tiba ngajak ke mall”.

Ternyata Ini Profesi Suami

Suatu siang didalam kabin penumpang pesawat, saat perjalanan dari ibu kota menuju pulau yang lain untuk urusan bisnis. Seperti biasa sambil menikmati pemandangan di atas awan, Istri sedang asyik membaca buku motivasi yang ditulis oleh salah satu motivator ternama di negeri ini. Sedangkan Suami sedang serius nonton film yang dibuat berdasarkan novel yang ditulis oleh JK.Rowling.

Tiba-tiba Istri nyeletuk :

Istri: Cin, kita ne kan ada banyak yang dikerjakan. Ya ini lah, ya itu lah. Terus misalnya kamu ditanya orang, “profesinya apa ?” kamu jawab apa ?

Suami: Ya aku jawab profesiku kepala keluarga.

I: Kok gitu ?? (ekspresi heran)

S: Lha terus apa donk ? (sambil senyum)
Profesiku tu kepala keluarga. Kalau ada pekerjaan atau bisnis yang sedang aku lakuin sekarang, itu hanya sarana aja. Sama seperti kepala kantor yang nyetir mobil sendiri, sambil antar anaknya sekolah, lalu lanjut berangkat ke kantor. Kan bukan berarti dia pekerjaannya jadi supir kan ?

I: Hmmmmm….

S: Sama dengan kepala-kepala yang lain. Misalnya kepala negara, ya waktu dan perhatiannya banyak tercurah untuk negara. Misalnya lagi kepala instansi, ya hidupnya banyak untuk mikirin instansinya. Nah kalau kepala keluarga, ya perhatian dan waktunya banyak untuk keluarga.

I: Co cuwiiiittt…..

S: Malah aku sudah berencana lebih dari profesi sebagai kepala keluarga.

I: Maksudmu ???

S: Aku pingin punya pekerjaan sebagai kepala keluarga. Ya kerjanya antar anak kita jadwalnya konser dimana, atau ikut kompetisi apa. Kita bertiga bisa jalan-jalan keliling dunia. Ngobrol-ngobrol tentang berbagai fenomnea dan keindahan alam yang kita temui di perjalanan kita. Berbagi kebahagiaan dengan banyak orang di belahan dunia manapun. Asyik kan ??

I: Lha terus, pemasukan keuangan kita dari mana ?

S: Hehehehe…. Terimakasih ya…
Kamu memang emak-emak banget… Hehehe…

I: (sambil manyun nggemesin)

S: Pertama yang harus selalu kita yakini adalah rejeki, termasuk pemasukan keuangan, itu datangnya dari Tuhan. Beliau akan kasih kita rejeki dari berbagai jalan yang kita nggak sangka. Bisa dari bisnis yang kita lakukan sekarang, atau dari jalan manapun juga.

Selesai

Status Nyinyir

Suatu sore yang cerah. Pasutri ini asik duduk di bangku taman. Menikmati jajanan jalanan, sebungkus sempol goreng, dan jagung serut yang ditaburi parutan keju yang lumer. Sambil menikmati pemandangan mentari yang bersiap untuk ganti sift dengan sang rembulan. Serta ngawasin si kecil yang tampak bahagia berlari kesana-kemari mengelilingi taman kota yang asri ini. Kemudian, obrolan pun mulai terjadi :

Istri : Cin. Aku sudah lama pingin sharing hal ini sama kamu. Cuma aku masih pingin nemu jawabannya sendiri.

Suami : Cerita apa sayang ?

I: Beberapa bulan ini, setiap aku posting sesuatu. Khususnya yang berkaitan denganku. Misalnya aku posting tentang bisnis kita, atau aku posting pas aku sedang ada dimana, atau pas aku posting foto kita. Ada beberapa orang yang selalu coment dengan nada yang nyinyir. Emang gak semua sih, hanya sebagian sangat kecil aja yang gitu.

S: Lalu ?

I: Awalnya sih aku ngerasa terganggu dengan coment mereka. Kok mesti dibilang “sombong” lah, dibilang “pamer” lah, dibilang “gitu aja diposting”, dan macam-macam lagi. Bete gak sih ?! Coba kalau kamu yang digituin. Sumpeg ga?

S: Terus ?

I: Ya lama-lama ku cuekin aja. Meskipun sampai sekarang masih suka gitu.

S: Itu teman sosmedmu, kamu kenal atau enggak ?

I: Ada yang kenal, dan ada yang enggak.

S: Ya wis. Bagaimana kalau misalnya dia teman gak kenal, atau kenal tapi hanya sekedarnya, delcon aja.
Kalau dia teman atau bahkan mungkin saudara, cuekin aja postingnya.

I: Gitu ya.

S: Iya. Apalagi kan teman-teman di sosmed tu beraneka ragam. Anggap saja ada dua kelompok. Kelompok orang-orang yang berfikir positif, dan kelompok orang yang berfikir negatif.
Kalau orang-orang yang berfikir positif, biasanya kalau kamu posting tentang kesuksesan, atau tentang liburan, tentang apapun. Maka dia akan kasih “like”, atau bahkan coment yang kurang lebih ngomongnya gini : “wah asik ya”, “keren”, “sukses ya”, “semoga aku cepat nyusul”, dan lain-lainnya. Diapun suka posting hal-hal yang memberi semangat, bahagia, humor, dan macam-macam yang bikin teman lain yang baca postingnya jadi adem, senang, bahagia, dan terinspirasi.
Adakah teman sosmed mu yang begitu ?

I: Ada banyak banget.

S: Sip. Berarti wall mu akan bikin kamu sehat mental.
Nah…. Beda lagi kalau kelompok orang-orang yang berfikir negatif. Misalnya kalau kamu posting tentang kesuksesan, atau pas kamu liburan, maka dia akan iri. Sehingga komentarnyapun nyinyir ke kamu. Dia pun suka posting status mengeluh, meratap, menghujat, bahkan sampai sarkasme.
Kamu punya teman sosmed yang begini ?

I: Ya ada. Itu yang kumaksud sebetulnya. Hehehe…

S: Itulah. Kamu nggak bakalan bisa merubah karakter mereka. Yang bisa kamu lakukan adalah mengendalikan pikiranmu. Kalau kamu cuekin teman-teman sosmedmu yang negatif, maka kamu sama dengan sudah melindungi pikiranmu dari racun infomrasi. Pikiranmu jadi sehat, hatimu tetap bahagia, dan fisikmu selalu bugar.

I: Iya ya. Kalau direnungkan, bener juga sih.
Kalau aku amati, teman sosmed yang aku kenal, hidupnya ya seperti postingnya dia. Yang berfikir positif hidupnya punya progress yang bagus. Sedangkan yang berfikir negatif, hidupnya ya stag disitu-situ aja.

S: Dengan begini kan kita bisa saling ngingetin. Eeee… kali aja ada salah satu dari kita yang lupa, termakan emosi oleh posting atau coment teman sosmed yang negatif, kita bisa langsung netralisir. Jangan sampai keruwetan wall di sosmed dibawa kerumah.

I: Hehehe… Terimakasih ya sayang, dah ngingetin.

Langitpun semakin gelap. Si kecil pun mulai garuk-garuk dijilatin nyamuk yang keluar hanya sore hari.
Dan keluarga happy inipun beranjak pulang. Dan melanjutkan kemesraan di rumah.

Selesai