Pernikahan

Pernikahan menurut Wikipedia adalah proses pengikatan janji suci antara kaum laki-laki dan perempuan. Proses ini menganut adat dan ajaran agama masing-masing secara detil dan spesifik. Maka setiap pelaksanaan prosesinya bisa berbeda-beda.

Pernikahan juga bisa memiliki arti sebuah kesepakatan untuk hidup bersama, antara laki-laki dan perempuan dalam naungan ikatan agama, adat, dan pengesahan oleh negara. Jadi antara pernikahan, keluarga dan rumah tangga memililki makna yang berbeda. Pernikahan melibatkan hanya suami dan istri saja. Sedangkan keluarga melibatkan ayah, ibu, anak, cucu, menantu, dan siapa saja yang memiliki ikatan silsilah. Maka rumah tangga melibatkan keluarga yang tinggal pada suatu tempat saja.

Pernikahan yang baik adalah suami istri bisa saling mendukung dan saling menghormati pasangannya. Dengan dasar saling berkomunikasi tentunya. Hampir semua hal menjadi bahan obrolan untuk saling menggali dan mengenali. Bukan semua-semua dipikirin sendiri dan ditanggung sendiri.

Pernikahan ibarat bis

Suami-istri dalam sebuah ibaratnya seperti supir dan kenek bis. Suami adalah supirnya, istri adalah keneknya, sedangkan pernikahan adalah bisnya. Mereka berdua memiliki latar belakang yang berbeda, punya tujuan yang berbeda, namun bersepakat untuk sampai pada terminal yang sama. Suami dan istri punya latar belakang yang berbeda, punya impian maing-masing yang berbeda, namun mereka bersepakat untuk saling mendukung dan bekerjasama mewujudkan kebahagiaan bersama, sehingga impian masing-masing tercapai.

Suami dan istri ini harus saling berkomunikasi dengan baik. Ibarat supir bis dan kenek harus saling berkomunikasi dengan baik, sehingga bisa sampai tujuan dengan aman dan nyaman. Bisa Anda bayangkan jika antara supir dan kenek tidak berkomunikasi dengan baik. Bisa malah terjebak kemacetan parah ataupun berbahaya di jalan.

Masalah komunikasi ini sering menjadi penyebab kandasnya sebuah pernikahan. Antara suami dan istri memiliki cara berpikir dan tindakan sendiri-sendiri tanpa ada koordinasi yang rapi. Sehingga masing-masing memendam rasa kecewa yang bisa meledak kapanpun saja. Dan menghancurkan semuanya.

Maka apapun kondisi suami istri, baik karakter dan masa lalunya, jika sejak awal sudah terjalin komunikasi yang baik. Ditambah dengan saling menerima dan saling mendukung untuk menjadi lebih baik. Maka pernikahan akan langgeng dan bahagia. Bisa mewujudkan impian bersama maupun impian masing-masing.


Untuk mewujudkan pernikahan yang semakin bahagia dalam kondisi apapun juga, silahkan Anda melakukan konsultasi dengan Kata Okta Kartika. Informasinya ada pada link ini https://kataoktakartika.com atau WA ke 082230881678

Dekoran Pernikahan

Dekoran pernikahan adalah sebuah hal yang penting untuk dipersiapkan. Hal ini berkaitan dengan Anda ingin menggunakan tema apa.

Menentukan tema pernikahan itu gampang-gampang mudah. Karena terkait dengan budaya, kondisi sosial, kondisi keuangan, harapan orang tua / mertua, harapan Anda, dan macam-macam lainnya. Oleh sebab itu Anda, sebagai calon pengantin, perlu untuk bijaksana dalam menyikapi hal ini.

Hal yang biasanya menyebabkan konflik berkaitan dengan dekoran pernikahan adalah belum selarasnya keinginan mempelai dengan orang tua atau mertuanya. Jika mengabaikan hal ini, maka bisa berbuntut pada rasa kecewa dan luka batin yang panjang.

Untuk mengantisipasinya, memerlukan kerendahan hati dan pemahaman yang cukup tentang upacara pernikahan. Baik secara adat dan kondisi sosial saat akan menyelenggarakan upacara pernikahan.

Secara adat biasanya orang tualah yang menyelenggarakan prosesi upacara pernikahan. Apakah orang tua mempelai laki-laki ataupun orang tua perempuan, tergantung menganut adat daerah mana. Ada sebagian adat yang punya hajat adalah orang tua mempelai perempuan, ada juga yang orang tua mempelai laki-laki.

Dengan demikian anak (calon pengantin) secara adat tidak punya hak untuk memilih dekoran pernikahan atau tema pernikahan. Namun hanya bisa memberikan usulan saja.

Dengan demikian, idealnya orang tua lah yang menanggung semu biaya pernikahan. Sebagai pihak yang punya hajat. Maka wajar saja jika dekoran pernikahan sesuai dengan selera mereka. Namun pada kenyataannya tidak selalu demikian. Meskipun segala biaya ditanggung oleh orang tua, namun sebagai orang tua yang bijaksana, saat ini banyak orang tua yang minta saran dari anak dan calon menantunya. Sebagian juga meminta masukan dari calon besan. Sehingga hajatan pernikahan ini sebisa mungkin bisa menyenangkan banyak pihak.

Meminta pertimbangan anak, calon menantu, dan calon besan adalah hal yang baik. Apalagi jika kondisi orang tua tidak memungkinkan untuk membiayai sendiri upacara pernikahan anaknya. Bisa jadi anak dan calon menantu punya andil besar dalam pembiayaan upacara pernikahan. Maka pendapat mereka pun wajib untuk didengarkan juga.

Setiap pihak bisa jadi memiliki pendapat dan adat yang beraneka ragam. Ada yang pelaksanaannya sederhana dan praktis, dan ada pula yang ribet. Coba Anda mencari titik tengahnya. Mulai dari pemilihan hari baik, tempat acara, tema acara, dekoran pernikahan, siapa saja tamu yang diundang, dan lain sebagainya. Lakukanlah pendekatan secara santun pada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti orang tua, mertua, sesepuh keluarga, pemuka agama, dan lainnya. Sehingga Anda bisa melakukan upacara pernikahan dengan nyaman dan bahagia.



Jika Anda ingin mendapatkan bantuan dalam menemukan keselarasan dalam pernikahan, silahkan kunjungi link ini https://kataoktakartika.com atau WA ke 082230881678